Gorontalo Utara Berada di Urutan Teratas Realisasi APBD Triwulan III Tahun Anggaran 2024

Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara (Pemkab Gorut) menunjukkan kinerja baik pada realisasi APBD triwulan III tahun anggaran 2024. Kinerja penyerapan keuangan dan fisik terhadap pelaksanaan APBD tahun anggaran 2024 menunjukkan grafik menanjak di antara Kabupaten dan Kota di Provinsi Gorontalo.

Hal tersebut sebagaimana terungkap pada rapat koordinasi dan evaluasi (rakorev) penyerapan APBD dan APBN Triwulan III Tahun Anggaran 2024 tingkat Provinsi Gorontalo di Ballroom Fox Hotel, Kota Gorontalo, Rabu (30/10).

Gorontalo Utara berada pada urutan teratas realisasi triwulan III ini. Di triwulan II kemarin, untuk realisasi fisik Gorontalo Utara berada pada urutan paling rendah. Sementara realisasi keuangan berada di urutan IV. Dan di triwulan III ini, untuk realisasi fisik, Gorontalo Utara berada pada urutan II dan realisasi keuangan di urutan I.

Pj Bupati Gorontalo Utara Sila N Botutihe dalam laporannya mengaku, cukup bergembira dengan progres penyerapan anggaran di triwulan III ini.

“Kami sedikit gembira, karena Gorontalo Utara berada ada di posisi II. Di triwulan II kemarin kami paling rendah, khususnya realisasi fisik,” ungkap Pj Bupati Sila Botutihe.

Ia menyebut, untuk realisasi fisik, Gorontalo Utara dengan presentase 71,72 persen, meski memang deviasi masih 13,59 persen dari target sebesar 85,31.

“Kemudian untuk realisasi keuangan berada pada 67,06 persen dengan deviasi sebesar 17,93 persen dari target sebesar 84,99 persen,” imbuh Pj Bupati.

Dan itu menjadi yang tercepat di Provinsi Gorontalo

Selanjutnya, Pj Bupati menyampaikan pendapatan dan belanja daerah. Untuk pendapatan daerah dengan target sebesar Rp 770.764.052.539, yang terealisasi baru sebesar Rp 583.423.718.887 atau baru pada presentase sebesar 75,69 persen.

“Itu terdiri dari PAD dengan realisasi 41,33 persen, kemudian pendapatan transfer 79,50 persen. Dan lain-lain pendapatan lainnya yang sah, kita baru ada di posisi 46,31 persen,” papar Pj Bupati.

Untuk belanja daerah, dengan target Rp 769.429.625.970 , yang terealisasi baru Rp 550.443.770.064 atau dengan presentase sebesar 71,54 persen.

“Itu terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer. Untuk yang belanja transfer ini, realisasi hampir 90 persen, di 89,48 persen,” imbuh Pj Bupati.

Untuk penyaluran DAK fisik dengan total pagu Rp 66.621.571.000 yang telah terealisasi Rp 47.446.526.272.

“Artinya, kita baru bisa menyalurkan sampai dengan triwulan III ini di 71,22 persen. Memang masih harus perlu langkah percepatan,” terangnya.

Selanjutnya untuk penyaluran DAK non fisik, dengan pagu Rp 87.692.508.000. Dan realisasinya Rp 52.944.386.070. Masih pada posisi 62,79 persen.

Pj Bupati menyebut, sedikitnya ada tiga permasalahan yang terjadi terhadap realisasi di lapangan dan perlu untuk digenjot, terutama alokasi pada Dinas PUPR, pada awal pekerjaan terdapat permasalahan, terutama masalah lahan atau lokasi pekerjaan yang memang belum clear dan clean.

“Ada yang sudah clear, belum clean. Ada yang sudah clean, belum clear. Nah, itu memang memakan waktu pada saat kita sudah harus melaksanakan. Kemudian ada juga lokasi-lokasi pekerjaan yang memang masuk pada kawasan hutan, ini memerlukan proses juga, sehingga mempengaruhi progres di lapangan,” terang Pj Bupati.

Berikutnya, Gorut dalam hal realisasi masih ada deviasi di atas 10 persen. Dan itu terjadi dijelaskan Pj Bupati, karena ada anggaran kurang lebih Rp 14 miliar pada BLUD Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki yang bersumber dari PAD pengelolaan. Dan baru tercover pada APBD perubahan. Nah, sehingga tentu menambah jumlah anggaran mempengaruhi capaian.

Kemudian untuk kegiatan DAK non fisik, kemudian dana desa yang membutuhkan proses rekonsiliasi sebelumnya untuk pengesahan belanja, sehingga memang tidak bisa langsung terinput. Jadi, tidak seperti realisasi kalau berdasarkan SIPD. Nah, ini perlu rekon dulu secara manual, baru itu bisa diinput, jadi tidak bisa langsung terinput di aplikasi e-Monep.

“Tentu dari tiga permasalahan besar. Nah, langkah antisipatif yang akan kami lakukan, terutama yang berkaitan dengan Dinas PUPR, menetapkan target percepatan optimalisasi pengawasan pada pekerjaan yang memang langsung pada pihak ketiga. Ini memang harus kita genjot terus, utamanya pada pekerjaan-pekerjaan struktur yang berkaitan atau berkenaan dengan ketersediaan bahannya, sehingga itu rata-rata di lapangan, itu yang menyebabkan keterlambatan,” tukasnya.

Kemudian berkaitan dengan Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki yang bersumber dari PAD pengelolaan kurang lebih Rp 14 miliar, ini juga butuh percepatan pengesahan belanja untuk membiayai anggaran tersebut pada Rumah Sakit yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada triwulan I, II dan III dan belum memiliki cantolan anggaran.

“Dan berikutnya tentu meningkatkan koordinasi, tidak boleh berhenti harus terus menerus dan monev juga. Ini beberapa hal secara ringkas kami laporkan,” tandasnya.

Sementara Asisten II Setda Gorut Ayis Yusuf mengaku mengapresiasi atas dukungan dan motivasi dari seluruh pimpinan OPD terhadap capaian realisasi APBD triwulan III ini.

“Tentunya pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pimpinan OPD yang telah turut memberikan dukungan dan motivasi kepada petugas operator e-Monep yang telah melakukan tugasnya dengan baik, sehingga dapat merampungkan pelaporan dan penyerapan e-Monep, sehingga Gorontalo Utara berada pada peringkat yang teratas atas capaian realisasi APBD triwulan III,” ucapnya.

Namun demikian, Asisten II mengatakan, setelah ini masih ada target yang harus direalisasikan hingga akhir tahun yang masih 1 setengah bulan ini. Di mana, diharapkan kita masih berupaya untuk menuntaskan realisasi capaian APBD ini, sehingga di akhir tahun bisa mencapai 100 persen. (Kominfo-Gorut)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*